Jendelainfo.com – Bareskrim Polri mengamankan seseorang pedagang kaos dengan gambar lambang palu arit berinisial HS, warga Cililin, Bandung Barat, Jawa Barat.
Menurut Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri Brigjen Pol Agung Setya di Jakarta, yang dilakukan penjual kaos palu arit itu bukan merupakan kelalaian karena yang bersangkutan sudah mengetahui bahwa hal tersebut memang dilarang.
Terungkapnya penjualan kaos itu berdasarkan patroli dari tim cyber crime Polri di dunia maya.
Mengenal Pokok Ideologi Komunis
Banyak orang mengira bahwa sosialisme-komunisme hanyalah sebatas ideologi yang berkaitan dengan sistem ekonomi dan politik yang bermaksud menghapus milik perseorangan dan menggantikannya dengan milik bersama. Sebuah ideologi yang kontra total dengan kapitalisme dan berusaha mengangkat derajat kalangan bawah.
Padahal, apabila dicermati lebih jauh, ketika membaca tulisan-tulisan dan perilaku kehidupan tokoh-tokohnya akan didapatkan bahwa Sosialisme-Komunisme mempunyai pokok-pokok ideologi kufur yang sangat bertentangan dengan Islam bahkan semua agama samawi. Pokok-pokok ideologi komunis tersebut antara lain,
- Tidak ada tuhan, dan hidup adalah materi (materialistis)
- Ingkar terhadap hari Kiamat
- Ingkar terhadap Surga dan neraka
- Menentang semua agama
Dengan begitu, tidak sepantasnya dan bahkan teramat salah apabila menjadikan simbol-simbol mereka sebagai ajang mencari nafkah maupun kebanggaan.
Taufiq Ismail menyebutkan, 18 butir patokan yang menjadi tuntunan praktis Komunisme, demi berhasilnya gerakan mereka :
- berdusta,
- memutar balik fakta,
- memalsukan dokumen,
- memfitnah,
- memeras,
- menipu,
- menghasut,
- menyuap,
- intimidasi,
- bersikap keras,
- membenci,
- mencaci maki,
- menyiksa,
- memerkosa,
- merusak-menyabot,
- membumi hangus,
- membunuh, sampai
- membantai.
(Colegrove: 1957, Schwarz: 1972, Zagladin: 1973, Conquest: 1990, Nihan: 1991)
Aktivis partai mulai dilatih berdusta sampai dia benar-benar ahli berdusta, akhirnya membunuh dan membantai. Bagi orang komunis berdusta itu bukan dosa. (WIS)